Kecepatan perkembangan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi, terutama perkembangan komputer. Pada era pertama komputer diperkenalkan dengan ukuran yang besar. Dan sekarang kita berada pada era komputer pribadi dimna satu orang memiliki satu komputer. Dan pada era yang akan datang para pakar meramalkan akan munculnya suatu era yang dikenal dengan nama ubiquitous computing.
Sejarah Ubiquitous Computing
Istilah ubiquitous computing pertama kali dimunculkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1988 dalam sebuah forum diskusi di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya pada artikelnya yang berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September 1991.
Dalam artikelnya tersebut Weiser mendefiniskan istilah ubiquitous computing sebagai:
”Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user”
Ubiquitous Computing
Secara sederhana istilah ubiquitous computing adalah suatu era yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal (santrock, 499). Pada era itu alat-alat elektronik yang umum seperti telepon genggam, televisi, mp4 player dll, akan terhubung dengan internet yang tentunya akan memudahkan masyarakat untuk menggunakan internet tanpa harus membawa laptop yang ukurannya cukup besar. Mungkin untuk saat ini ubiquitous computing sudah mulai diperkenalkan tapi memang belum banyak orang yang menyadari bahwa kita sudah mulai menginjakkan langkah pertama kita untuk memasuki era ubiquitous computing. Dan tentunya cepat atau lambat kita akan sepenuhnya masuk ke era tersebut. Perkembangan teknologi yang semakin cepat juga akan membantu kita untuk lebih cepat lagi masuk pada era ubiquitous computing.
Ubiquitous Computing dan E-Learning
Sedikit mengulang kembali tentang e-learning, e-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. E-learning merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan) (Munir, 203). Proses belajar e-laerning beberapa tahun belakangan ini sangat sering kita dengar. Karena memang sistem pendidikan di dunia sudah mulai beralih dari metode traditonal learning ke metode e-learning.
Pertanyaan untuk saat ini, apakah pengaruh ubiquitous computing dengan e-learning?
Tentu saja kedua hal tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Metode belajar e-learning yang menggunakan jaringan internet dalam metode belajanya pasti akan sangat terbantu dan dapat berjalan maksimal apabila kita sudah ada pada era ubiquitous computing. Pada era ubiquitous computing kita akan lebih mudah dalam menggakses jaringan internet dimanapun kita berada. Dan kita tidak hanya bisa menggunakan laptop saja dalam mengakses internet, tapi kita juga bisa menggunakan alat elektronik umum lainnya yang mungkin akan dilengkapi dengan jaringan internet pada era ubiquitous computing nantinya.
Seperti yang saya ungkapkan diatas tadi bahwa tidak hanya ubiquitous computing saja yang akan mempengaruhi metode pembelajaran e-learning. Tapi e-learning juga akan mempengaruhi ke eksisan ubiquitous computing. Dengan adanya proses pembelajaran e-learning yang mungkin lebih dikenal oleh masyarakat sehingga dengan mengkombinasikan e-learning dengan ubiquitous computing. Pengkombinasian ini secara tidak disadari juga akan membuat ubiquitous computing tersebut lebih dikenal di kehidupan masyarakat dunia.
Pada intinya proses belajar dengan metode e-learning akan semakin mudah untuk diterapkan dalam dunia pendidikan dengan adanya ubiquitous computing. Dan semoga dengan adanya semua fasilitas yang akan membantu para siswa dalam bidang pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock,John W . 2008. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
Munir, Dr,. M.IT .2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.